Jumat, 23 September 2016

Menoton Video Pornografi, Boleh atau tidak?



Masa remaja merupakan masa pubertas atau masa transisi menuju dewasa. Banyak perubahan yang dialami seperti perubahan terhadap organ seksualnya. Maka tak heran jikalau mereka  mulai tertarik mengeksplorasi hal-hal yang berbau seks dan dibarengi dengan rasa keingin tahuannya yang  besar .
"Wajar saja jika anak remaja memiliki rasa ingin tahu yang lebih terhadap seks. Mereka sedang mengalami pematangan organ seksual, dan umumnya, keingintahuan pada hal yang baru juga tinggi," papar psikolog anak dan remaja Indri Savitri saat dihubungi Kompas Health.
Namun jika dieksplorasi dengan cara yang salah, maka rasa keingintahuan remaja dapat berimbas negatif. Seperti yang sudah kita ketahui kasus video asusila dari salah satu SMP di Jakarta. Menurut Indri apa yang dilakukannya adalah bentuk dari kesalah pahaman dalam memaknai kata ‘seks’ dan cenderung berlebihan.
"Kalau hanya dilarang, bagaimana anak bisa tahu dasar dari seks itu sendiri. Karena itu, perlu dikenalkan dari awal, sedini mungkin, terutama untuk menjaga organ paling intim dari gangguan orang lain," tuturnya.
Pengajaran untuk menjaga organ paling intim, papar Indri, merupakan salah satu upaya untuk menghargai diri sendiri. Menurut dia, jika bisa menghargai diri sendiri, maka orang lain pun akan cenderung mampu menghargai kita. Dengan demikian, pelecehan seksual pun dapat dicegah.
Indri menjelaskan, sejak baru bisa bicara, dan mengerti perkataan orangtua, anak sebaiknya sudah dikenalkan dengan daerah-daerah pribadi pada tubuhnya. Orangtua juga harus menekankan, organ tersebut tidak boleh disentuh atau dilihat oleh orang lain, kecuali oleh ibu atau bapak, misalnya. Selain itu, imbuh dia, anak perlu diajarkan untuk berpakaian secara pantas, menutup daerah-daerah pribadi pada tubuhnya dengan baik agar tidak mudah dilihat dan diganggu orang lain. "Ajarkan pula bahwa tempat melepas dan memakai baju tidak boleh sembarangan, perlu dilakukan di tempat tertutup," tekannya. Dengan begitu, anak benar-benar tahu mana yang harus dijaga untuk mempertahankan harga dirinya. Selain itu tentu saja, mereka mengerti bahwa sudah sepatutnya merasa risih dan malu jika tubuhnya terekspos.
Pendampingan Orang Tua
Tak dipungkiri, Anak zaman sekarang sudah bisa mengakses berbagai informasi melalui internet.  Di sinilah pentingnya peran orang tua bahwa orang tua juga jangan mau kalah dengan anak-anak. Mulailah belajar memakai smartphone atau gadget lainnya. Sebagai orang tua jangan anggap bahwa anank kita sedang ‘baik-baik saja’ dengan gadgetnya atau menganggap kalau ibu atau bapak hanyalah orang tua yang kuno atau istilah gaulnya ‘gaptek’ terhadap zaman.  Berikut hal-hal yang perlu dilakukan untuk orang tua:
1.     Sering-sering mengajak anak-anak berkomunikasi tentang masalahnya baik di rumah maupun di sekolah. Kalau perlu kenalkan anak sex education kepada anak sejak dini. Selipkan pengetahuan-pengetahuan sex di sela-sela pembicaraannya agar anak tidak penasaran dan mencari tahunya tanpa filter dari orang tuanya.

2.     Apabila anak sudah memiliki telepon genggam, jangan biasakan untuk disandi atau dipassword.
3.     Mengecek telepon genggamnya secara rutin pada menu browser. Cek bagian history nya sehingga kita bisa melihat situs apa saja yang sudah dikunjungi.

Maka dari itu lindungi anak-anak Indonesia sejak awal karena mereka adalah generasi penerus bangsa. Didik anak sejak awal untuk tidak mencur-curi membuka situs-situs yang negative apalagi sudah kecanduan.