Senin, 21 November 2016

Sifat Keserakahan yang Merugikan

Manusia terdiri dari 2 unsur yakni Jasmani dan Ruhani. Jasmani yang berwujud materi terdiri dari beberapa bagian, baik yang berada dalam hati (liver), lambung (maag), usus, dan ginjal. Sedangkan bagian luarnya yaitu, rambut, gigi, kulit, dll.
Unsur kedua adalah Ruhani (Ruh) yang kadangkala disebut Qalbu (heart) yang bersifat immateri. Di dalamnya terdapat 3 elemen penting yakni, 1) feeling (perasaan),  willing (kemauan dan syahwat) dan thinking (pemikiran, Al-fikr, Al-'aql).  Feeling adalah perasaan seperti malu (Al-Haya), berani (Asy-Sayja'ah), sedih (Al-huzn), kesal, bingung, tegang, bahagia, dll. Willing adalah kemauan ataupun keinginaan yang terdiri dari keinginan biologis material seperti keinginan memeiliki istri, suami, anak, harta benda,dll dan keinginan batiniah (nonmaterial) seperti, ketenangan jiwa, hidup damai dan kebebasan hati.  Dan yang terakhir adalah thinking atau pemikiran. 
Menyangkut masalah "willing" saya teringat dengan sebuah film Amerika yang berjudul "The Brass Teapot"  yang disutradarai oleh Ramaa Moasley. Film ini mengisahkan tentang sepasang suami istri,  Alice (Juno Temple) dan John (Michael Angrano). Di dalam film tersebut mereka dalam kondisi yang sulit yakni terlilit hutang. Belum lagi John juga bekerja keras untuk membiayai biaya kuliah Alice. Suatu ketika Alice dan John sedang berjalan-jalan dan ketika itu pula mereka melihat sebuah teko antik di toko antik. Tanpa berpikir panjang terutama Alice membeli teko tersebut. Sesampai di rumah, teko tersebut hanya ditaruh di meja dan tidak ada hal istimewa pada teko tersebut. Namun, teko itu memiliki keanehan, John dan Alice pun menyadarinya. Keesokan harinya, Alice dan John tengah bertengkar mengenai biaya di dalam mobil. Ketika mereka sedang bertengkar, teko tersebut mengeluarkan uang. Tanpa banyak pikir Alice menyuruh John untuk melukai Alice dengan cara apapun. Akhirnya, mereka menyadari bahwa teko tersebut dapat mengeluarkan uang dengan syarat melukai siapapun dan dengan cara apapun. Setelah bosan melukai sendiri, mereka mencoba melukai orang-orang sekitarnya seperti menggunjing, menyebar fitnah, mengadu domba, dll. Cara tersebut berhasil sehingga teko antik itu mengeluarkan banyak uang dan mereka menjadi orang kaya raya. Pada film ini tokoh Alice sangat menonjol dengan sifat keserakahannya. Iadi  makin gila akan harta dan menjadi gelap mata sampai-sampai ia ingin mencelakai tetangganya sendiri.
Menurut sinopsis singkat tadi kita bisa mengambil pelajarannya sperti menjauhi sifat tamak atau rakus karena Allah SWT bersabda pada Surat Fatir: 5

Allah Ta’ala berfirman dalam al-Qur’an surat Fatir ayat 5:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ
“Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kalian dan sekali-kali janganlah syaitan memperdayakan kalian tentang Allah.” (QS. Fatir: 5)
Apabila manusia sudah terpedaya dengan harta maka manusia tidak akan merasa puas dengan apa yang ia peroleh. 

Rasulallah shallallahu alaihi wasallam juga
 pernah mengkhabarkan bahwa sifat tamak yaitu cinta dunia tidak pernah mengenal kata puas.
رَوَي اْلبُخَارِيُّ عَنِ ابْنِ الزُّبَيْرِ عَلَى الْمِنْبَرِ بِمَكَّةَ فِي خُطْبَتِهِ يَقُولُ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم كَانَ يَقُولُ: لَوْ أَنَّ ابْنَ آدَمَ أُعْطِيَ وَادِيًا مَلأً مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ إِلَيْهِ ثَانِيًا وَلَوْ أُعْطِيَ ثَانِيًا أَحَبَّ إِلَيْهِ ثَالِثًا ، وَلاَ يَسُدُّ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ
Al-Bukhari meriwayatkan dari Ibnu al-Zubair tatkala di atas mimbar di Mekah dalam kubtahnya, beliau berkata; Wahai manusia sekalian, Sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wasallam pernah bersabda, “Seandainya anak keturunan Adam diberi satu lembah penuh dengan emas niscaya dia masih akan menginginkan yang kedua. Jika diberi lembah emas yang kedua maka dia menginginkan lembah emas ketiga. Tidak akan pernah menyumbat rongga anak Adam selain tanah, dan Allah menerima taubat bagi siapa pun yang mau bertaubat.” (HR. Al-Bukhari No.6438)

Hadits ini menunjukan bagaimana tamaknya manusia terhadap dunia yang tidak menganal rasa puas. Hadits ini juga, mengandung makna celaan bagi orang yang tamak terhadap harta dunia. Kecintaan terhadap harta dunia bisa membuat seseorang terlena dari perjalanan hidup yang abadi di akherat. Semangat mengumpulkan harta bisa menjadi sebab lalai dari ketaatan kepada Allah Ta’ala karena hati menjadi sibuk dengan dunia daripada akhirat.
Tidak hanya sifat tamak atau rakus yang harus kita hindari  yaitu, meghalalkan berbagai cara demi tercapainya sebuah tujuan. Cara yang dilakukan Alice dan John tersebut adalah cara yang buruk dan menyakiti sendiri dan orang lain.

“Dan janganlah sebagian kalian memakan harta sebagian yang lain dengan jalan yang batil dan (janganlah) kalian membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kalian dapat memakan sebagian dari harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kalian mengetahui.” (Al-Baqarah: 188)
Yang dilakukan oleh John dan Alice sangatlah salah samapai-sampai mereka rela menyakiti dirinya dan orang lain. Rezeki yang mereka dapatkan pun haram karena berasal dari cara yang salah dan bukan pula hasil kerja keras sendiri.
aMaka dari itu kita sebagai umat beragama Islam percaya bahwa Allah SWT lah Maha Pemberi Rezeki. Dia lah yang Maha Kaya dan tempat terbaik untuk meminta.

Source:
 http://asysyariah.com/islam-tak-menghalalkan-segala-cara/

https://mimbarhadits.wordpress.com/2014/04/28/tamak-dan-rakus-terhadap-dunia/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar