Kamis, 29 Desember 2016

Arti Kesabaran dan Ketulusan

Bismillahirrahmaanirrahiim,

Allah Ta’ala berfirman:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kalian dan kuatkanlah kesabaran kalian dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negeri kalian) dan bertakwalah kepada Allah supaya kalian beruntung.” (Aali ‘Imraan:200)

Makna sabar adalah menahan atau memenjarakan yang ditegaskan dengan perintah   Zaid bin Aslam menafsirakn bersabar akan musuh- musuh agama. Al hasan menafsirkan bersabar dalam kewajiban shalat yang lima waktu. Menahan diri dari syahwat karena syahwat akan tanggalkan dengan bersabar. Atha dan Al Qurazhi menafsirkan bersabar akan semua yang telah di janjikan : Janganlah berputus asa dan tunggulah saat datangnya kesenangan dan kebahagiaan. Kesimpulan yang buisa kita petik dari ayat ini adalah bahwa sabar tidak mengenal batas. Sabar diperlukan dalam berbagai aktivitas. Jika seseorang tidak mempunyai rasa sabar tentu hidupnya merasa gelisah dan cenderung terburu-buru dalam hal apapun. Jikalau terkena musibah maka orang tersebut akan mengeluh, menghujat bahkan menjadi temprament. Mengenai tentang sabar, saya teringat dengan suatu film yang beejudul “Children of Heaven”. Film yang berasal dari Iran ini mengajarkan kita bahwa kesabaran tidak mengenal batas. Hal ini bermula ketika Ali (Ali (Amir Farrokh Hashemian) menghilangkan sepatu adiknya, Zahra (Behare Seddiqi) di pasar. Mereka terlahir dari keluarga yang kurang dalam hal ekonomi. Karena tidak ingin menyusahkan orang tuanya, keduanya meemutuskan untuk bergantian sepatu. Zahra memiliki jadwal sekolah pada pagi hari untuk itu, Zahra harus berlari cepat karena kakaknya sudah menunggu di sudut gang mendapat giliran sepatu. Ritme ini dilakukan oleh kakak beradik ini setiap harinya.

Sebenarnya mereka sudah menemukan sepatu tersebut. Zahra yakin bahwa sepatunya berada di tangan adik kelasnya. Namun saat infin memintanya kembali mereka terkejutbkarena orang tua dari anak tersebut buta. Merasa tidak enak, kakak beradik ini memutuskan untuk mengikhlaskannya.
Tak lama, Ali dipertemukan dengan sebuah kompetensi lari. Jauh kompetensi dimulai, Ali ingin menjadi juara ketiga karena hadiahnya yaitu sepasang sepatu. Namun hasilnya mengejutkan, Ali mendapat juara pertama dan hadiah yang didapatkan sebuah piala. Ali sedih dan kecewa sebab dia tidak mendapat juara tiga dan tidak mendapat hadiah sepatu. Ali bermaksud memberikan sepatunya untuk adiknya maka dar out Ali sangat ingin menjadi juara ketiga. Sedih lantaran tidak memiliki sepatu, ayahnya membelikan sepatu untuk  adiknya.


Setelah memaparkan isi dari film ini kita busa pelajari bahwa kesabaran sangat dibutuhkan dalam segala aspek. Ini dibuktikan dari sikap Zahra yang tidak marah saat kakaknya menghilangkan sepatunya. Tak hanya itu, sikap pengorbanan sangat terasa dalam film ini. Mereka merelakan sepatunya kepada orang yang lebih membutuhkan. Dengan seusianya jarang sekali ada yang melakukan hal seperti itu. Mereka memilikk jiwa yang besar dan berhati mulia. Padahal, mereka dalam kondisi ekonomi yang sulit tapi hatinya yang besar menuntun mereka dalam hal kebaikan.


Allah SWT tidak membutuhkan pengorbanan dari hambanya namun kita bisa mengambil manfaat dari pengorbanan tersebut. Pengorbanan yang kita lakukan bisa dalam berbagai bentuk mulai dari harta, waktu, tenaga, bahkan nyawa sekalipun.

Tokoh Ali dan Zahra merupakan contoh bahwa kemiskinan bukan halangan untuk selalu berbuat kebaikan. Mereka sama sekali tidak mengeluh sampai-sampai rela bergantian sepatu setiap harinya. Merela lebih memilih bergantian sepatu dibandingkan harus meminta sepatunya kembali dari adik kelas Zahra. Film ini mengajarkan banyak hal positif dan menjadi tauladan untuk anak-anak yang menontonnya. Untuk itu biasakan kepada anak-anak mngenai nilai-nilai kesabaran serta ketulusan sejak dini agar anak tidak memiliki sifat temprament, arogant ataupun tidak sabaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar