Kamis, 29 Desember 2016

Menerapkan Al-Quran merupakan Wujud Ketakwaan


Ketakwaan Individu ini adalah salah satu pilar penting membangun kehidupan yang diridhai Allah SWT dengan menjalankan syariah Islam dalam seluruh aspek kehidupan. Bukankah yang pertama  dibangun oleh Rasulullah saw adalah membangun ketakwaan?
Rasulullah tidak pernah henti-hentinya membangun ketakwaan individu. Beliau juga membangun ketakwaan individu yang bersifat komunal, yakni ketakwaan dalam seluruh sendi kehidupan. Ketkwaan harus ada dimanapun kita menegrjakan amal apapun dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya ialah dengan mencintai Al-Quran.


Akhir-akhir ini terlihat kepedulian kaum Muslim terhadap Al-AQur’an semakin besar. Namun sayang, kepedulian ini hanya sebatas membaca dan menghafalnya. Adapun aspek politiknya, nyaris tidak tersentuh kecuali oleh sebagian kecil dari umat ini. Aspek politik dari Al-Quran yang dimaksud ialah sebagai sumber hukum dan undang-undang dalam kehidupan. Selama ini Al-Quram hanya hadir di Masjid,  majelis, pengajian, pesantren dan sejenisnya. Padahal, pembahasan yang adavdalam Ak-Qur’an sangatlah luas mencakup masalah sosial, pendidikan, ekonomi, sanksi, hukum hingga tata pemerintahan. Namun, apa yang kita rasakan sekarang ini Al Quran seperti tidak  hadir dalam kehidupan sehari-hari.

Karena itu sebagai makhluk yang telah dimuliakan oleh Allah SWT dengan Al-Quran, kita juga harus mewujudkan  kepedulian terhadap Al-Quran dengan cara menerapkan hukum-hukumnya dalam kehidupan. Bukan berarti hendak memaksakan kepada siapapun, hanya saja dari sisi umat Islam sudah sepatutnya kita memahami kembali ayat demi ayat, lembar demi lembar yang ada dalam Al-Quran. Segala masalah dapat diselesaikan asalkan mau untuk “membaca” Al-Quran. Hikmah yang didapatkan pun banyak seperti ketenangan hati dan yang paling penting yaitu mendapat pahala dan Ridha dari Allah SWT. Amiin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar