Selasa, 06 Desember 2016

Pengertian dan Jenis-jenis Karangan

A.     Karangan
Karangan adalah karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Untuk dapat mengarang suatu tulisan perlu terlebih dahulu mengerti dan memahami beberapa pengertian yang menyangkut kegiatan itu :
  1.  Mengarang adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikan melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk dipahami.
  2. Karangan adalah hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan dimengerti oleh masyarakat pembaca.
  3. Pengarang adalah seseprang yang karena kegemarannya atau berdasarkan bidang kerjanya melakukan kegiatan mengarang.
  4.  Karang-mengarang adalah kegiatan atau pekerjaan.
B.     Tujuan Mengarang
Tujuan utama menulis atau mengarang adalah sebagai sarana komunikasi tidak langsung. Tujuan menulis banyak sekali ragamnya. Tujuan menulis secara umum adalah memberikan arahan, menjelaskan sesuatu, menceritakan kejadian, meringkaskan, dan menyakinkan (Semi, 2003:14-154). Menurut Syafie’ie (1988:51-52), tujuan penulisan dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
1) mengubah keyakinan pembaca;
2) menanamkan pemahaman sesuatu terhadap pembaca;
3) merangsang proses berpikir pembaca;
4) menyenangkan atau menghibur pembaca;
5) memberitahu pembaca; dan                       
6) memotivasi pembaca.
C.    Penulisan Garis Besar Karangan

1.       Proses penyusunan garis besar
Setiap karangan mengandung ide dari pengarang . proses   mengarang dimulai dengan lahirnya sebuah ide induk yang terpikirkan atau ditemukan oleh seseorang yang akan mengarang. Ide induk itu biasanya terlampau luas, cukup kabur, dan perlu diolah lebih lanjut untuk menjadi suatu topic atau pokok soal karangan yang memadai.
Ide induk  yang menjadi pangkal awal sesuatu karangan hendaknya juga dikembangkan. Setelah ide induk  dikembangkan, memilih salah satu di antara rincian ide-ide yang muncul untuk dijadikan topik karangan. Topik dibatasi dengan sebuah tema tertentu. Tema adalah sesuatu segi, unsur, atau faktor dari topik yang akan dijadikan pusat pembicaraan. Jadi, pada topik itu ditentukan salah satu segi, unsur, atau faktornya yang akan dijadikan acara pembicaraan.
Topik yang telah dibatasi dengan tema itu merupakan pendapat atau pangkal tolak pengarang yang setelah ditulis lengkap menjadi karangan yang diharapkannya. Pendapat atau pangkal tolak pengarang dapat lah disebut ide pokok karangan yang bisa dan sebaiknya dirumuskan dalam sebuah kalimat ide pokok. Kalimat ide pokok itu dapat dikatakan merupakan inti dari seluruh karangan.
Langkah yang terakhir mengurai rumusan kalimat ide pokok menjadi sebuah garis besar karangan. Garis besar, rangka, atau disebut juga outline adalah suatu rencana karangan yang menunjukan ide-ide (dari ide pokok sampai ide pendukung dan ide penegas) yang berhubungan satu sama lain secara tertib untuk kemudian dikembangkan menjadi sebuah karangan yang lengkap dan utuh. 
Demikian, secara ringkas proses ide induk menjadi garis besar karangan menempuh enam langkah yang berikut :
a.       Mengembangbiakan ide induk.
b.      Memilih salah satu ide menjadi pokok soal yang akan ditulis.
c.       Membatasi topik dengan sesuatu segi/unsur/factor.
d.      Merumuskan topik berikut temanya dalam sebuah pernyataan.
e.       Mengurai rumusan ide pokok menjadi kerangka karangan.
2.      Manfaat Garis Besar Karangan
Mengenai pentingnya dan manfaat garis besar karangan, tanpa outline acapkali masalah dan uraian yang disuguhkan menjadi kabur, kurang jelas, banyak bahan yang terlupa, ada bagian yang sejajar tetapi di uaraikan tidak seimbang. Dari outline, tampak tubuh karangan secara keseluruhan. Outline merupakan maniatur karangan. Struktur dan sistematika terlihat  jelas dari  outline. Dengan outline dapat memperhatikan bagian-bagian atau detail-detail karangan secara utuh dan total.
D.     Penulisan karangan yang jelas
1.       Proses Penyusunan Karangan

Setiap karangan pada dasarnya adalah serangkaian ide seseorang yang telah ditata dan dituangkan menjadi sebuah garis besar. Penulisan suatu karangan tidak lain ialah mewujudkan garis besar itu manjadi rangkain alinea yang berkesinambungan dari alinea awal sampai alinea akhir secara tertib dalam kalimat-kalimat yang jelas dan lengkap. Teknik yang tepat dalam mengarang adalah mengungkapkan satuan-satuan ide yang telah dikembangkan terlebih dahulu kedalam rangkaian kalimat-kalimat.
Rangkaian ide seseorang yang telah dituangkan dalam sebuah garis besar karangan perlu ditulis sehingga menjadi alinea-alinea yang dapat dibedakan menjadi 3 kelompok :
  1. Alinea awal (merupakan bagian pembukaan karangan)
  2. Alinea tengah (bisa lebih dari pada satu alinea bila mana pokok-pokok pikiran yang akan diuraikan cukup luas.) ini menjadi bagian batang tubuh karangan.
  3. Alinea akhir (bagian penutup karangan)
E.  Jenis-Jenis Karangan dalam Bahasa Indonesia
Berdasarkan pengertian mengarang yang telah penulis kemukakan di atas, maka mengarang merupakan kegiatan berbahasa tulis, hasil kegiatan itu disebut karangan.
Pengklasifikasian karangan dapat ditinjau dari dua segi. Ditinjau dari segi isi, maka karangan dapat dibedakan menjadi karangan fiksi dan nonfiksi atau rekaan dan ilmiah. Kedua karangan ini memiliki perbedaan yang sangat mencolok. Karangan fiksi (rekaan) berisi cerita yang bukan kenyataan tetapi merupakan hayalan atau imajinasi pengarang, sedangkan karangan ilmiah (non fiksi) merupakan karangan yang isinya dapat dibuktikan dan dipertanggungjawabkan berdasarkan ilmu karena bersifat ilmiah. Karangan ilmiah (fiksi) menggunakan bahasa dengan kata yang bermakna konotasi.
Ditinjau dari cara menyampaikan masalahnya dalam karangan, maka karangan dapat dibagi menjadi beberapa jenis.
1.      Karangan Narasi
Karangan Narasi merupakan karangan yang biasanya dihubung - hubungkan dengan cerita. Oleh sebab itu sebuah karangan narasi atau paragraf narasinya hanya kita temukan dalam novel. Cerpen, atau hikayat (Zaenal Arifin dan Amran Tasai, 2002:130). Narasi juga merupakan karangan kisahan yang memaparkan terjadinya sesuatu peristiwa, baik peristiwa kenyataan, maupun peristiwa rekaan (Rusyana, 1982:2).
Secara sederhana, narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh, dan konflik merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga unsur itu disebut plot atau alur. Jadi, narasi adalah cerita yang dipaparkan berdasarkan plot atau alur.

Narasi dapat berisi fakta atau fiksi.
a.      Narasi yang berisi fakta: biografi, autobiografi, atau kisah pengalaman..

2.      Karangan Eksposisi
Karangan eksposisi adalah karangan yang menjelaskan, menerangkan, memberitahukan suatu masalah atau objek agar orang lain mengetahuinya. Dari karangan ini diharapkan orang yang tidak mengetahui menjadi tahu dan yang tidak jelas menjadi jelas setelah membaca karangan ini.
3.      Karangan Argumentasi
Karangan argumentasi adalah karangan yang mengutarakan alasan untuk membuktikan sesuatu, dengan maksud meyakinkan pembaca tentang sesuatu yang menjadi topik dalam karangan itu.
Contoh karangan argumentasi :
4.      Karangan Deskripsi
Karangan deskripsi adalah karangan yang memaparkan, menggambarkan secara rinci dengan menyertakan bukti-bukti sehingga pembaca seolah-seolah terlibat didalamnya secara langsung.
5.      Karangan Persuasi
Karangan persuasi adalah adalah karangan yang mempengaruhi, mengajak, menganjurkan sesuatu kepada orang lain uyntuk berbuat atau bertindak sesuai dengan yang diharapkan pengarang.














A. Kesimpulan
Setelah dibahas dalam bab sebelumnya akhirnya penulis dapat menarik kesimpulan bahwa  karangan  adalah suatu karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
.Jadi jika kita ingin membuat suatu karangan yang sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur maka sebelum pembuatan karangan itu harus terlebih dulu kita membuat sebuah kerangka karangan agar pada karangan tersebut menjadi  terarah dan tidak keluar dari topik atau tema yang dituju.















Daftar Pustaka
Tirta.2012. Contoh Karangan (online)(http://tirtanizertrs.blogspot.com/2012/03/contoh-karangan-deskripsi-narasi.html) Diakses pada tanggal 27 November 2012
Rusyana, Yus. 1982. Metode Pengajaran Sastra. Bandung: Gunung Larang
Tasai Amran S. , E Zaenal  Arifin. 2002. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta : Akademika Pressindo


Tidak ada komentar:

Posting Komentar