Selasa, 20 Desember 2016

Menuai pahala dari bekerja

Apakah tujuan bekerja? Hanya ingin mendapat gaji, uang atau hanya ingin menyibukan diri agar tidak dikira malas oleh orang lain. Tetapi bekerja hanya ingin mendapat uang hasilnya tidak maksimal.
 Pendapat Martin Luther King Jr: Kalau anda terpanggil menjadi tukang sapu jalanan, sapulah jalanan itu seperti Micheangelo melukis, atau seperti Beetoven menggubah musik atau seperti Shakespeare menulis sajak.
Hal paling penting nya adalah bekerja disertai dengan niat yang tulus dan melakukannya karena Allah SWT.
Mencari rezeki yang halal dalam agama Islam hukumnya wajib. Ini menandakan bagaimana penting mencari rezeki yang halal bukan hanya memenuhi nafkah semata tetapi sebagai kewajiban beribadah kepada Allah setelah ibadah fardlu lainnya.
Mencari rezeki yang halal adalah wajib sesudah menunaikan yang fardhu (seperti shalat, puasa, dll). (HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)
Sebagaimana diriwayatkan Thabrani dalam Al-Kabir, Rasulullah bersabda, “Allah mencintai setiap mukmin yang bekerja untuk keluarganya dan tidak menyukai mukmin pengangguran”.

Haram hukumnya apabila seseorang yang mampu bekerja hanya berdiam diri. Yusuf Qardhawi dakam fatwa-fatwanya menyatakan bahwa setiap Muslim diharamkan malas bekerja dengan dalih sibuk beribadah atau tawakal kepada Allah, sebab langit tidak akan mencurahkan hujan emas dan perak. “barang siapa pada malam hari merasakan kelelahan karena bekerja pada siang hari, maka pada malam itu ia diampuni Allah”.

Nabi sudah lama mengingatkan, “Apabila kamu telah selesai shalat subuh, maka janganlah kamu tidur”. Hadits ini memerintahkan kita agar manusia dengan segera bekerja sejak pagi-pagi sekali, supayaia menjadi produktif. Bahkan Nabi SAW secarakhusus mendoakan orang yang bekerja sejak pagi sekali. “Ya, Allah, berkahilah umatku yang bekerja pada pagi-pagi sekali”.

Dalam kaitan ini, menaik untuk mengutip ungkapan Jimmy Carter, “Saya bisa saja bangun jam sembilan pagi dan menjadi petani kacang, atau bangun jam enam pagi dan menjadi presiden”. Malas adalah watak yang sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Karena itu Nabi pernah berdoa kepada Allah agar dilindungi dari sifat lemah dan malas, “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung dengan-Mu dari sifat lemah dan malas”. Al-Quran mengemukakan kepada Nabi SAW, “Katakanlah (Hai Muhammad, kepada umatmu): bekerjalah !”.

Dikisahkan, ada keluarga yang sangat miskin dan sangat kekurangan. Suatu ketika kepala keluarga tersebut hendak meminta uang kepada Rasulullah Saw karena keterdesakan kebutuhan. Berngkatlah bapak tersebut ke rumah Rasulullah. Tanpa pikir panjang Rasulullah memberikan sebagian uang nya daan bapak miskin itu pulang ke rumahnya. Kegiatan ini dilakukan terus mennerus. Sampai pada akhirnya, bapak niskin itu mengajak istri dan anak-anaknya untuk berbondong-bondongbdatang ke rumah Rasulullah Saw. Saat itu juga Rasulullah membawa kapak dan beliau memberikannya kepada bapak miskin itu dan berkata, “gunakan kapak ini untuk membelah kayu setelah itu kau bisa menjualnya di pasar.”
Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil (professional atau ahli). Barangsiapa bersusah-payah mencari nafkah untuk keluarganya maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah Azza wajalla. (HR. Ahmad)
Luar biasa, dikatakan dalam hadits diatas bahwa mencari nafkah adalah seperti mujahid, artinya nilainya sangat besar. Allah suka kepada hambanya yang mau berusah payah mencari nafkah. Saya kira, ini lebih dari cukup sebagai motivasi kerja kita sebagai muslim. Bahkan, kita pun berpeluang mendapatkan ampunan dari Allah.


http://www.motivasi-islami.com/motivasi-kerja-dalam-islam/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar